MENGENAL IDEOLOGI DAN UTOPIA KARL MANNHEIM
IDEOLOGI DAN UTOPIA KARL MANNHEIM
Eni Purwaningsih/20107020028
Karl Mannheim ialah seorang filsuf
asal Jerman yang juga dikenal sebagai the
father of sociology of knowledge. Karl Mannheim lahir ditengah keluarga
Yahudi kelas menengah pada tanggal 27 Maret 1893 di Budapest dan meninggal pada
9 Januari 1947. Ayahnya seorang produsen tekstil yang berasal dari Hungaria,
sedangkan ibunya orang berkebangsaan Jerman. Mannheim menempuh pendidikannya
dibeberapa universitas, antaranya di Universitas Budapest serta Berlin, Paris
dan Heidelberg.
Pada
tahun 1919 , ia meninggalkan Hungaria menuju Jerman, di tempat baru inilah ia
bertemu lingkaran baru yang menggiringnya ke sosiologi. Setelah itu Mannheim mulai melahirkan
pemikiran – pemikirannya tentang sosiologi, antara lain cabang sosiologi
pengetahuan. Yang kemudian keterkaitan, ketertarikan serta keterikatannya
dengan sosiologi melahirkan karya yang berjudul Utopia and Indeology. Dan dari karya tersebut juga nama Karl
Mannheim mulai diperhitungkan dalam kalangan ilmuan dunia.
Pemikiran-pemikiran mengenai
sosiologi Karl Mannheim ini dipengaruhi oleh beberapa tokoh sosiologi terdahulu
yang hebat seperti Karl Marx dari karyanya mengenai ideologi, sedangkan
pengaruh dari Simmel, Weber, dan Goerge Lukacs, Mannheim paling dikenal dari
karyanya mengenai sistem pengetahuan. Tetapi, pada masa itu Karl Mannheim
sendirian dalam bertanggung jawab untuk bidang penciptaannya, yaitu sosiologi
pengetahuan. Tokoh lain yang mempengaruhi pemikrian Karl Mannheim ialah
Scheler, Husserl, Lederer, dan lain sebagainya.
Jadi, sosiologi pengetahuan sendiri ialah
salah satu cabang termuda dari sosiologi; sebagai teori cabang ini berusaha
menganalisis antara pengetahuan dan eksistensi. (Mannheim, 1979:237). Sumbangan
besar dari ilmu sosiologi pengetahuan oleh Karl Mannheim ini ialah Ideologi dan
Utopia. Saya mengetahui istilah Ideology
and Utopia setelah membaca buku “Teori Sosiologi dari Sosiologi Klasik
sampai Perkembangan Terakhir Posmodern” karya George Ritzer yang dibahas sekilas disalah satu halaman kemudian saya mencari lebih lanjut. Di dalam buku
dijelaskan ideologi adalah sistem ide yang berusaha menyembunyikan dan
memelihara masa kini dengan menafsirkannya pada masa lampau. Sebaliknya, utopia
adalah sistem ide yang berusaha melampaui masa kini dengan berfokus pada masa
depan. Konflik keduanya adalah suatu realitas yang selalu ada dalam masyarakat
(Mannheim, 1931/1936).
Mengenai ideologi dan utopia, berdasarkan pemikiran baru Karl Mannheim, menurut pemahaman saya ideologi ialah semacam gambaran tentang apa yang terjadi dimasa depan berdasarkan sistem sekarang yang berlaku. Sedangkan utopia berarti gambaran apa yang akan ada dimasa depan berdasarkan sistem lain, yang saat ini tidak sedang berlangsung. Jadi dalam kalimat lain ideologi ialah sistem atau pemikiran mendasar manusia yang nyata ada pada masa kini pada sistem sosial masyarakat. Sedangkan utopia adalah harapan atau keinginan individu untuk suatu keadaan sosial. Pandangan mengenai ideologi dan utopia ini sudah sangat relevan dengan sosiologi pengetahuan yang menjelaskan tentang eksistensi, yang dalam hal ini ialah pengetahuan manusia tidak dapat dilepaskan dari eksistensinya. Pada intinya ideologi dan utopia memiliki tempat yang sejajar tetapi dengan sisi yang berbeda, ideologi berkaitan dengan keyakinan, tetapi disisi lain terdapat pandangan yang berusaha melemahkan keyakinan tersebut.
Orang atau masyarakat yang sudah
menganut suatu ideologi dari sebuah sistem masyarakat tertentu, akan sulit
melihat kebenaran dari sudut pandang kemasyarkatan lain yang tidak sesuai
dengan sistem kemasyarakatan yang biasa dianut. Karena baginya mempertahankan ideologi
yang dianutlah yang paling benar dan tepat. Sedangkan utopia mencoba membuka sistem
kemasyarakatan baru dengan memajukan prinsip-prinsip baru dengan penuh perdebatan.
Contoh
kasusnya ialah mengenai konsep Liberalist
dan Marxist. Seorang Marxist atau
seorang yang kiri akan sangat menentang dengan ide atau pemikiran adanya kelas
sosial, serta mendukung perjuangan kaum ploretariat atau buruh. Sedangkan kaum
liberalist atau seorang yang kanan akan percaya tentang ide kebebasan individu. Keduanya memiliki konsep yang bersebrangan
dan memiliki kepercayaan masing-masing. Marxist meyakini bahwa adanya kebebasan
individu akan memunculkan akar-akar ketimpangan sosial karena membuka kesempatan
seorang kapitalis menguasai modal-modal. Sedangkan kaum liberalist kanan
meyakini bahwa orang akan sejahatera apabila ia berhak atas apapun yang ingin
dia raih atau dengan kata lain memiliki kebebasan. Perbedaan yang terjadi antara kedua
pendapat itulah yang dianggap utopia karena tidak mungkin seorang marxist akan
berubah menjadi liberalist ataupun sebaliknya. Sedangkan bentuk konsep ideologinya
ialah keyakinan dari masing-masing liberalist dan Marxist yang meyakini bahwa
mereka menganut paham yang terbaik.
Contoh lain dalam kehidupan di Indonesia sendiri ialah tentang ideologi bangsa Indonesia. Indonesia sendiri memiliki ideologi pancasila. Dengan ideologi pancasila ini maka sudah menyatukan bangsa Indonesia yang beragam suku, ras, agama, dan perbedaan lainnya dalam mengambil keputusan. Namun masih banyak oknum kelompok-kelompok organisasi agama yang memberontak dan ingin mengislamisasi negara Indonesia, namun hal tersebut tidaklah mungkin bisa diwujudkan karena kemajemukan Indonesia. Sehingga hal ini dianggap utopia.
Referensi
Hamka. (2020). SOSIOLOGI PENGETAHUAN : TELAAH ATAS
PEMIKIRAN KARL MANNHEIM. Journal of Pedagogy, 3, 76 - 84.
Ritzer, G. (2012). Teori Sosiologi dari Sosiologi
Klasik Sampai Perkembangan Terakhir. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Komentar
Posting Komentar