TEORI DRAMATURGI ERVING GOFFMAN DALAM KEHIDUPAN SOSIAL
TEORI DRAMATURGI ERVING GOFFMAN DALAM KEHIDUPAN SOSIAL
Eni Purwaningsih/2010702028
Manusia
merupakan makhluk sosial yang setiap harinya selalu berinteraksi atau
berhubungan dengan manusia lain untuk memenuhi kebutuhan hidup serta sosialnya.
Dalam menjalani kehidupannya tersebut manusia bagaikan memiliki dua sisi yang
berbeda. Dan hal ini dipelajari dengan teori dari Erving Goffman yaitu teori
dramaturgi.
Erving
Goffman adalah salah satu sosiolog modern asal Canada yang lahir dari pasangan
Max dan Anne Goffman yang lahir pada
tangggal 11 Juni 1922 di Alberta, Canada. Ia nenempuh S1 di Univeritas Toronto,serta
mendapatkan gelar doktornya di Universitas Chicago. Setelah mendapatkan gelar Ph.D,
ia bergabung bersama Herbert Blummer di Universitas California, Berkeley dan
mengajar sampai tahun 1969. Goffman meninggal di Philadelphia, Pennysylvania
dalam usia enam pluh tahun karena kanker perut pada 19 November 1982 saat berada pada puncak karirnya.
Pertama kali mendengar tentang
Erving Goffman pada saat tahun 2020 dalam pembelajaran mata kuliah Pengantar
Sosiologi yang disampaikan oleh salah satu dosen, pembahasannya sangat menarik,
terutama mengenai teori dramaturgi. Istilah dramaturgi atau panggung drama
merupakan salah satu teori populer dari Goffman yang pertama kali diperkenalkan
dalam kajian sosiologi melalui bukunya yang berjudul The Presentation of Self In Everyday Life. Menurut Goffman
(1959),dramaturgi sendiri adalah sandiwara kehidupan yang disajikan oleh
manusia. Situasi dramatik yang seolah-olah berada diatas panggung sebagai
interpretasi dari individu yang melakukan interaksi dalam kehidupan
sehari-hari. Untuk itu dalam pemahaman saya teori dramaturgi Eving Goffman ini
membahas tentang kehidupan sosial manusia yang interaksi sosialnya seperti
dalam pertunjukan drama, memiliki dua macam sisi, yaitu front stage atau versi dari diri yang ditujukan untuk mencapai
tujuan tertentu dan sisi back stage
(belakang panggung) yang mana menunjukkan diri kepada yang lebih dekat, akrab
atau dengan kata lain karakter sejatinya.
Dalam kehidupan sehari-hari tentu
kita hidup berdampingan serta berhadapan dengan praktik dari teori dramatugi
Eving Goffman ini, contoh nyatanya ada pada pengalaman pribadi saya. Pada tahun
2019 saya pernah bekerja sebagai pegawai toko baju dengan posisi pramuniaga.
Sebagai seorang pramuniaga harus senantiasa berseragam rapi, menyambut para
pelanggan dengan ramah, sopan, serta menjaga sikap agar tetap formal dalam
berbicara, menawarkan jasa bantuan apabila pembeli mendapatkan kesulitan dalam
mencari barang yang dicari, serta masih banyak lagi, yang pada intinya harus selalu
menunjukan sikap professional. Namun setelah jam istirahat tiba, maka seorang
pramuniaga akan bersikap lebih santai, berbicara dengan bahasa gaul bersama
teman, bersendau gurau atau intinya bersikap lebih leluasa tanpa terikat
keprofesionalan pekerjaan.
Terkait contoh tersebut maka saat
pegawai pramuniaga menyambut pelanggan dan keprofesionalan lainnya itu,
merupakan saat front stage baginya
(saat pertunjukan). Sikap-sikapnya sudah diatur oleh peraturan dari pihak
atasannya. Ketika istirahat, dapat bersikap lebih bebas tanpa terikat aturan
siapapun yang mana menunjukkan dirinya dalam pertunjukan back stage. Pada intinya ketika berada di panggung depan dan dapat
dilihat oleh pembeli, pramuniaga akan menampilkan karakteristik yang berbeda
daripada saat ada di panggung belakang atau waktu istirahat.
REFERENSI
:
Diah Retno Dwi Hastuti. (2018). Ringkasan Kumpulan Mazhab Teori Sosial.
Makassar : CV Nur Lina
Wiratri Anindhita. (2018). Dramaturgi Dibalik Kehidupan Social Climber.
Volume VI (No 1). Hal 1-5
Komentar
Posting Komentar