ETNOMETODOLOGI DALAM REALITAS KEHIDUPAN SEHARI-HARI

 

ETNOMETODOLOGI DALAM REALITAS KEHIDUPAN SEHARI-HARI

Eni Purwaningsih/20107020028  

 

            Tindakan sosial sudah menjadi bagian dari masyarakat. Dalam setiap kali melakukan tindakan, tentu terjadi sebuah komunikasai atau percakapan.  Sebuah percakapan tercipta dari kalimat-kalimat yang keluar dari individu yang berkomunikasi dan melakukan tindakan. Dalam kacamata sosiologi, terdapat teori yang mengkaji tentang percakapan dalam aktivitas sehari-hari tersebut. Teori yang menganalisis tentang percakapan itu ialah teori Etnometodologi dari Harold Garfinkel.

            Harold Garfinkel (1917-2011) adalah salah seorang tokoh sosiolog modern. Lahir di New Jersey, Amerika pada tanggal 29 Oktober 1917 dan meninggal pada 21 April 2011 saat berusia 93 tahun . Ia besar pada masa perang dunia II sehingga ia menempuh studi yang berliku-liku. Ayah dari Garfinkel adalah seorang pengusaha kecil yang menjual barang rumah tangga untuk keluarga imigran. Ia melanjutkan pendidikan kuliahnya di Universitas Newark yang saat itu belum terakreditasi, tetapi disisi lain ia kebanyakan diajar oleh dosen lulusan Columbia sehingga ilmu pengetahuannya sangat luas dan berkualitas. Setelah lulus tahun 1939, Garfinkel melakuan camp  kerja di Qarker selama musim panas, dari situlah ia mengetahui bahwa University Of North Carolina memiliki program sosiologi. Pada tahun 1954 Ia mendapat posisi di UCLA sampai ia pension pada tahun 1987, sejak awal Garfikel selalu menggunakan istilah etnometodoloi dalam seminarnya sehingga lama kelamaan meluas dari Amerika Serikat ke seluruh dunia.

            Pemikiran Harold Garfinkel dipengaruhi oleh tokoh-tokoh sosiologi seperti Max Weber dan Emile Durkheim.  Pemikiran Garfinkel mengenai Etnometodologi bisa jadi sebagai upaya untuk menengahi tentang kecendrungan yang bersifat makro dari Durkheim dan pendekatan yang bersifat mikro dari Weber. Weber menawarkan bahwa segala sesuatu dari tindakan sosial berasal dari individu dan Durkheim melihat segala sesuatu berasal dari sistem atau makro. Maka etnometodologi sebagai penengah melihat bahwa segala realitas sosial ada terbentuk karena partisipasi individu dalam komunitas atau kelompok tertentu.

            Etnometodologi berasal dari bahasa Yunani, yang berarti metode-metode dalam kehidupan sehari-hari manusia untuk membantu kehidupan. Karena dalam menyelesaikan setiap masalah, tiap individu manusia menggunakan nalar praktis bukan menggunakan logika formal. Saya mengenal teori ini dari salah satu buku yang saya baca dengan judul “Teori Sosiologi dari Perkembangan Klasik sampai Perkembangan Terakir Postmodern” karya Goerge Ritzer.  Teori Etnometodologi ini pertama terbit tahun 1976 dengan judul Studies in Etnometodologi dengan banyak kesulitan pada awalnya karena ditentang ilmuwan sosial dengan alasan kajiannya terlalu mikro, remeh, dan tidak sosiologis. Pada intinya teori ini, menurut Garfinkel, etnometodologi bukan realitas yang besar ataupun kecil yang mana hanya ditentukan oleh individu ataupun sistem tai bagaimana anggota-anggota atau tiap individu terlibat dalam sebuah interaksi yang membentuk pemahaman bersama dan itulah yang dianalisis dalam kacamata sosiologis.    Menurut pemahaman saya, etnometodologi sendiri adalah teori yang ditujukan untuk meneliti sistem atau aturan dalam interaksi sosial sehari-sehari berdasarkan akal sehat. Akal sehat disini maksudnya sesuatu yang biasa diterima semua orang. Etnometodologi ini tercipta dalam masyarakat karena pemahaman dari suatu komunitas atau kelompok berdasarkan pengalaman yang kemudain menjadi khas dalam masyarakat atau komunitas yang bersangkutan.    Jadi teori ini, berupa kumpulan pengetahuan berdasarkan akal  sehat dan rangkaian prosedur serta metode yang dapat masyarakat pahami, cari tahu, dan bertindak berdasarkan situasi.

            Dalam realitas kehidupan sehari-hari, teori etnometodologi dapat dilihat dari interaksi masyarakat, percapakapan, komunikasi, atau tindakan tertentu. Apabila teori etnometodologi ini dilihat dari percakapan dapat dilihat dari interaksi dan komunikasi individu dalam komunitas seperti percakapan dalam media online. Seiring perkembangan zaman, saat ini teknologi semakin canggih, sehingga banyak orang melakukan percakapan melalui media sosial. Etnometodologi dapat dilihat dari percakapan dunia online seperti telepon. Apabila kita menghubungi call center atau emergency call seperti pemadam kebakaran atau ambulans. Ternyata percakapan dengan call center atau emergency call berbeda dengan percakapan dengan menelepon orang biasa. Dalam percakapan itu memiliki ciri, struktur percakapan, dan isi percakapan dengan percakapan pada umumnya.

 

Referensi :

George Ritzer. (2012). Teori Sosiologi dari Perkembangan Klasik sampai Perkembangan Terakir Postmodern. Yogyakarta : Pustaka Tilaar.

Mahasiswa prodi sosiologi agama. 2020. Biografi Tokoh-tokoh Sosiologi Klasik sampai Postmodern. IAIN Pare-Pare : Nusantara Press.

 

    

Komentar

Postingan populer dari blog ini

RALF DAHRENDORF : TEORI KONFLIK : Otoritas dan Perubahan Struktur

MENGENAL IDEOLOGI DAN UTOPIA KARL MANNHEIM